Milad ke 111 Muhammadiyah, Ketua BPH: Alumni PoltekMu Makassar Harus Bangga Jadi Warga Persyarikatan

Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Arifuddin Ahmad (sumber foto: humas)

MAKASSAR- Sekaligus memperingati Milad ke 111 Persyarikatan, Politeknik Muhammadiyah (PoltekMu) Makassar menggelar baitul arqam mahasiswa pada Sabtu, 18 November 2023 di Hotel Sultan Alauddin. Tidak hanya itu, PoltekMu Makassar juga menghelat yudisium bagi 229 mahasiswanya.

Saat menyampaikan amanat, Ketua BPH PoltekMu Makassar, Arifuddin Ahmad berharap, para alumni sudah memiliki nomor baku Muhammadiyah (NBM). Para alumni seharusnya tidak sekadar menjadi mahasiswa perguruan Muhammadiyah tetapi juga berbangga menjadi warga Persyarikatan.

“Meski sebenarnya, Muhammadiyah mendirikan perguruan tinggi, rumah sakit, dan amal usaha lainnya bukan untuk me-Muhammadiyahkan semua orang, tapi menurut saya, mahasiswa-mahasiswa perguruan tinggi Muhammadiyah memang seharusnya bisa bergabung dalam keluarga besar Muhammadiyah,” kata dia.

Ketua BPH juga sempat mengecek kepemilikan nomor baku Muhammadiyah para peserta yudisium. Ternyata, peserta yudisium yang memiliki NBM masih tergolong sedikit.

Karena itu, ia berharap, para alumni dapat difasilitasi untuk kepemilikan NBM, terlebih setelah baitul arqam dihelat. Ia berharap, hal itu dapat menjadi salah satu program kebijakan bagi para mahasiswa, terutama calon alumni.

Arifuddin berharap, alumni tidak sekadar bernomor baku, tapi nstruktur baitul arqam juga dapat mengupayakan internalisasi ideologi yang semakin mantap kepada para peserta.

Tegas dia, integrasi pelaksanaan baitul arqam dan yudisium merupakan ikhtiar untuk terus melakukan kaderisasi dan kulturisasi nilai-nilai al-Islam Muhammadiyah.

“Kalu sudah menjadi kultur, kita berharap, kalau pun para alumni nantinya mengabdi bukan di AUM, diharapkan nilai-nilai al-Islam Ke-Muhammadiyahan yang dikulturisasi dua-tiga hari ini bisa ditunjukkan di mana pun berada,” kata dia.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan, pihaknya menyadari bahwa banyak nilai yang mesti dipertajam dalam baitul arqam. Namun, untuk konteks perguruan tinggi, Arifuddin menekankan nilai utama yang dipertajam adalah pemahaman Islam yang inklusif.

“Meski nama prodinya dalam bidang kesehatan, tetapi tetap harus teintegrasi dengan nilai-nilai Islam yang inklusif. Bukan ilmu yang bias dari nilai islam, tapi tetap terkoneksi dan terintegrasi,” tegas dia.

Karena itu, Arifuddin juga menegaskan, para peserta yudisium yang menjadi peserta baitul arqam harus mengikuti proses dengan kesadaran yang penuh. “Kesadaran ini adalah syarat untuk internalisasi sesuatu, termasuk dalam melakukan pelayanan sebagai tenaga kesehatan nantinya,” ungkap Ketua BPH.

“Pelayanan akan menjadi baik jika menghadirkan kesadaran atas yang dilakukan. Karena itu, kesadaran pelayanan itu harus disertai niat sebagai ibadah. Dalam Muhammaidyah, itu tergolong sebagai muamalah.”

Terakhir, Arifuddin mengapresiasi para alumni yang berhasil menyelesaikan studinya hingga dapat diyudisium hari ini. Pasalnya, mereka adalah mahasiswa angkatan 2020 yang masuk kampus di tengah masa Pandemi Covid-19.

“Saya kira, itu hal luar biasa. Meski dalam masa pandemi, para mahasiwa terus belajar dan berproses, yang juga berdampak pada kita, sehingga politeknik kesehatan bisa menjadi lebih luas, dengan menjadi politeknik,” tandas dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *