Komitmen PoltekMu Jadi Kampus Anti Tiga Dosa Perguruan Tinggi

MAKASSAR- Politeknik Muhammadiyah (PoltekMu) Makassar tetap menunjukkan komitmen untuk mencegah terjadinya tiga dosa perguruan tinggi di kampusnya. Salah satu wujud konkretnya adalah deklarasi PoltekMu sebagai kampus anti tiga dosa perguruan tinggi saat perhelatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB).

Bersama 268 mahasiwa peserta PKKMB, PoltekMu mendeklarasikan komitmennya dengan penandatanganan piagam dan peremajaan Tim Satgas Anti Tiga Dosa Perguruan Tinggi. Keseriusan komitmen itu dipertegas dengan menghadirkan perwakilan kepolisian yang memberikan sosialiasi dan menyaksikan penandatanganan deklarasi tersebut.

PoltekMu Makassar menghelat deklarasi itu usai pemaparan materi dari AKP AHMAD, S.H, Kaurbinops Satresnarkoba Polrestabes Makassar, pada Selasa, 27 Agustus 2024 di Wisma Negara, Center Point of Indonesia.

Atas deklarasi itu, mahasiswa baru Program Studi D3 Radiologi, Elsa Angriani Saputri menyampaikan rasa syukurnya. Mahasiswa asal Kaimana Papua Barat itu mengaku, deklarasi tersebut membuatnya merasa lega dan aman menjadi mahasiswa baru PoltekMu.

“Sempat overthinking, bagaimana kalau di PKKMB, di kampus, saya di-bully, dipelonco, dan seterusnya. Maklum, mahasiswa dari jauh, perempuan lagi. Tapi, alhamdulillah, ternyata, malah sebaliknya,” ungkap dia.

Hal serupa datang dari Raihan Nabil Saputra Madeong. Mahasiswa D3 Teknologi Laboratorium Medis asal Manado, Sulawesi Utara itu mengaku bisa lebih tenang dan bisa lebih fokus untuk belajar di PoltekMu.

Sebelumnya, dirinya juga sempat khawatir, terlebih, belum lama ini, berita terkait kekerasan di kampus sempat viral. “Itu membuat saya sempat khawatir. Alhamdulillah ada deklarasi ini. Harapan saya, ke depan, semoga deklarasi ini bisa betul-betul dilaksanakan dan komitmen kampus anti tiga dosa tetap akan berlanjut sampai seterusnya,” harap dia.

Rasa aman dan lega paling dirasa oleh M. Farhan A, dari Sungguminasa, Gowa. Pasalnya, Prodi Teknologi Elektromedis (TEM) yang ia pilih, telanjur terstigma sebagai “prodi keras”. Maklum, kampus teknik, sejak dahulu, identik dengan kekerasan.

Namun, lanjut Fahan, stigma itu sudah tertepis, terlebih setelah senior-seniornya mengobrol dengan para mahasiswa baru. “Katanya, kerasnya bukan kekerasan fisik atau mental, tapi solidaritas, kekuatan menghadapi masalah,” ungkap dia.

Sebelumnya, sebagai salah satu wujud komitmen, PoltekMu Makassar menggelar seminar . PoltekMu Makassar menghadirkan Ulfa Mawardi, Staf Khusus Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Republik Indonesia sebagai pembicara.

Ulfa memberi apresiasi tinggi atas langkah yang diambil oleh PoltekMu. Langkah preventif dan upaya perwujudan komitemen, kata dia, sangat penting dan harus, karena nyatanya, kekerasan seksual di kampus merupakan yang tertinggi setelah pesantren.

Terlebih, fakta mencengangkan, lanjut Mantan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah ini, baru empat bulan di 2024, sudah terlapor 7141 kasus. “Kami di kementerian juga tercengang. Ini baru bulan ke empat tahun ini, lo” kata dia.

Untuk memudahkan masyarakat melakukan pengaduan, Kementerian PPPA telah menyediakan Layanan Sapa 129. Bagi masyarakat yang hendak melaporkan kasus, silakan menghubungi Call Center 129 atau nomor WhatsApp 08111129129 yang bisa diakses 24 jam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *