Bina KrisMuha, Wujud PoltekMu Makassar Kampus Rahmatin Lil ‘Alamin

MAKASSAR- Kristen Muhammadiyah (KrisMuha) PoltekMu Makassar, sama seperti tahun-tahun sebelumnya, masih menjadi satu warna yang memperindah kampus vokasi legendaris itu.

Saat pelaksanaan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) 2024 pada Agustus lalu, para KrisMuha itu, terlebih yang berasal dari Indonesia Timur, menarik perhatian.

Tahun ini, terdapat empat belas mahasiswa baru beragama Kristen Protestan dan Katolik di Politeknik Muhamamdiyah (PoltekMu) Makassar. Angka itu meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya sembilan orang.

Salah satu KrisMuha itu adalah Yoandaatrin Montonggo. Perempuan asal Palu itu mengaku, sepupunya yang dokter spesialis jantung, merekomendasi untuk dia berkuliah Elektromedis di Politeknik Muhammadiyah Makassar.

“Katanya elektromedis itu langka, di rumah sakit tempat ia tugas, tidak ada tenaga elektromedis. Dengar itu, Papa saya juga mendukung, jadi, saya mantap kuliah di sini,” kata Mahasiswa D4 Rekayasa Elektro Medis itu.

Yoan mengaku sejak awal sudah tahu bahwa PoltekMu adalah kampus Islam milik Muhammadiyah dan tidak mempermasalahkannya. Hanya saja, ia sempat khawatir menjadi satu-satunya mahasiswa perempuan di Prodi D3 Elektromedis.

“Elektormedis itu kan teknik. Saya kira di sana laki-laki semua. Pas masuk, eh ada enam orang perempuan. Senior-senior juga banyak perempuan. Lega sekali rasanya,” ungkap dia tertawa kecil.

KrisMuha lainnya, Firminus Kusuma Gempa, asal Manggarai, NTT juga mantap hati kuliah di Program Studi D3 Sanitasi, meski PoltekMu adalah kampus Islam.

Laki laki kelahiran Lamba, 27 September 2005 itu mengaku, memang tertarik untuk menjadi sanitarian, profesi yang langka. Saat dirinya mencari tahu kampus penyedia prodi Sanitasi, ia menemukan PoltekMu.

“Saya searching, dapat Politeknik Muhammadiyah Makassar, akreditasinya Baik Sekali. Saya bilang sama kakak saya, kuliah di Poltek Muhammadiyah Makassar saja. Sekalian mau punya pengalaman baru, merantau,” kata dia.

Berbeda dengan Yoan, Firminus mengaku sama sekali tidak tahu bahwa PoltekMu adalah kampus Islam milik Persyarikatan Muhammadiyah. Ia baru tahu ketika mengikuti PKKMB.

“Tapi, saya jadi semakin tertarik. Saya jadi punya pengalaman hidup baru, berteman dengan muslim untuk pertama kalinya. Selama ini, teman saya sesama Katolik saja. Puji Tuhan, di sini saya diterima dengan baik,” ujar dia memamerkan senyum manisnya.

Senada dengan Firmin, Feillycho Julio Mongi, mahasiwa D4 Teknologi Radiologi Pencitraan asal Manado, Sulawesi Utara juga memilih PoltekMu karena hanya kampus ini yang bisa mewujudkan cita-citanya untuk menjadi radiografer.

“Saya googling kampus yang ada Radiologinya, dapat PoltekMu ini yang terdekat dari Manado dan satu-satunya di Indonesia Timur. Saya cek IG-nya, ternyata hampir semua radiografer di rumah sakit alumni kampus ini. Saya jadi excited,” ungkap laki-laki yang karib disapa Koko itu.

Koko mengaku, ia memang bercita-cita untuk menjadi radiografer. Itu karena dirinya sejak kecil selalu kagum melihat alat-alat radiologi. “Ayah saya, sanitarian di rumah sakit. Saya selalu dibawa ke rumah sakit, di situ saya lihat ruang radiografi, keren,” kisah dia.

Kampus Rahmatan Lil ‘Alamin

Atas keberadaan KrisMuha di PoltekMu Makassar, Ketua Badan Pembina Harian (BPH), Prof. Dr. H. Arifuddin Ahmad, M.Ag. menegaskan bahwa Persyarikatan Muhammadiyah bukan organisasi tertutup, termasuk lembaga pendidikan dan seluruh amal usahanya di bidang sosial-kemanusiaan.

Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulsel itu menekankan, Persyarikatan ini tidak konservatif, tidak pula liberal. Muhammadiyah berdiri tegak di tengah.

Demikian pula perguruan tingginya yang menjalankan Al-Islam dan Ke-Muhammadiyahan (AIK), bukan untuk mendoktrin supaya non-Muslim pindah agama, tetapi sebagai disiplin ilmu.

“Di kampus kami, bagi non-Muslim, Islam dipelajari bukan sebagai agama tetapi sebagai disiplin ilmu, bukan untuk memaksa yang non-Muslim untuk bersyahadat, bukan. Saya pikir, di kampus yang ada embel-embel agama lainnya juga begitu,” tegas dia.

Ia melanjutkan, Risalah Islam Berkemajuan sebagai spirit gerakan Muhammadiyah kini, mewajibkan langkah Persyarikatan untuk mewujudkan rahmat bagi seluruh alam.

Karena itu, pengkhidmatan Muhammadiyah bukan hanya untuk warga Persyarikatan, bukan pula untuk Islam, bukan juga untuk orang indonesia saja, tetapi untuk dunia, bahkan semesta raya.

“Kami BPH, sebagai perwakilan Pimpinan Pusat Muhammadiyah di PoltekMu ini, bertugas untuk memastikan bahwa kampus ini on track, melanjutkan risalah kenabian mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin dengan spirit Islam Berkemajuan, napas dan jiwa gerakan Persyarikatan Muhammadiyah,” tutup dia tegas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *